Kamis, 18 September 2014

~ Dasar-Dasar Corel Draw 12

Dasar-Dasar Corel Draw 12


kebiasaan bertahan lama di depan komputer adalah merupakan kunci dalam pengembangan skill untuk menguasai program ini. Corel Draw adalah program yang digunakan oleh orang untuk membuat poster-poster, logo, kop surat dll. Corel Draw sangat menarik untuk dinikmati asalkan mereka punya keinginan dan bakat dibidang seni, tetapi kita tidak perlu mundur kalau kita merasa tidak mempunyai karna kuncinya dalam mempelajari Corel Draw adalah dengan keaktifan mereka untuk terus melatih pelajaran-pelajar dasar yang telah dikuasainya. intinya adalah jangan takut untuk mencoba dan terus maju untuk membuat karya dengan bimbingan ane
Pengembangan skill ini akan didapatkan terus bila ada kemauan dari mereka. kendala yang harus dihapadi oleh desainer adalah menghilangkan sifat kebosanannya. jadi perlu dinikmati saja hasil yang telah dikerjakan meskipun belum bagus bentuknya.
Kelebihan dari Corel Draw adalah program ini tidak akan membuat Image gambar pecah meskipun dibesarkan sesuai dengan keiginan kita. Berbeda halnya dengan Photo Shop yang harus diperhatikan terus image size nya. Karena bila image size nya ketika di save berukuran kecil, maka ketika diolah untuk diperbesar maka gambar akan mengalami kekaburan (pecah). Bila anda mengambil gambar-gambar dari internet, maka perlu diperhatikan image size nya. Karena ukuran gambar tidak akan dapat dipaksakan untuk diperbesar bila dasar imagenya berukuran kecil.
Kuncinya disini adalah dengan terus mencoba membuat desain Corel Draw. Teori-teori yang banyak dikuasai akan mudah lupa bila kita tidak melakukannya. Oleh karena itu teruslah mencoba dan mencoba. Dan selanjutnya mari kita mempelajari dasar-dasar dan teknik dari corel draw secara praktis dan mudah untuk dikuasai. Selamat mencoba.

Cara Mengistall Software CorelDraw 12
Yang pertama kita Menyalakan Komputer Setelah Koputer nyala maka ikuti langkah-langkah seperti berikut :
Tapi sebelumnya kita harus mempunyai software Corel Drawnya download di Sini
Setelah mempunyai maka instal Corel Draw dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Buka Software Corel Draw Kemudian Kelik Setup.exe




2. Maka Tapilan akan Seperti Ini Berarti kita Tinggal Menunggu Sampai Ke Peg Selanjutnya.


3. Maka Akan Tampil Seperti ini tinggal kita tandai option button / Centang Aitem (I do not accept the terms in the license agreement) dengan (I accept the terms in the license agreement). Lihat Gb. 4
4.
5. Kemudian Isi Kolom yang ada seperti di bawah Usernya siapa dan yang paling utama Serial Nombernya lihat no. 6
6. Ini adalah Salah Satu contoh Serial Nomber yang akan dimasukan


7. Setelah kolom terisi yang seperti dibawah maka melanjutkan ke tahap selanjutnya
8. Ini adalah tahap Fail Corel disimpan Drive dimana

9. Kemudian apa bila semua lengkap tinggal proses pengistallan contohnya seperti dibawah ini ya tunggu aja 12 Menit (siapin Kopi ya)
10. Setelah 12 Menit maka akan tampil seperti ini yg tujuannya menentukan masa aktif software CorelDraw contoh dibawah ini


11. Setelah tampilan seperti ini maka Penginstallan berhasil tinggal di Restart
Nah Setelah di Komputer lue udah ada CorelDrawnya maka sekarang cara membuka aplikasinya lihat langkah-langkahnya seperti dibawah oke…….
Download Tutorial di atas di Sini

Kamis, 11 September 2014

~ ARTI LAMBANG BALANGAN




PENJELASAN: “WARNA”
Warna Hijau berarti kesuburan/kemakmuran
Warna Kuning berarti kemuliaan/keagungan
Warna Hitam berarti keteguhan/keadilan
Warna Merah berarti keberanian/kesanggupan
Warna Putih berarti kesucian/kesejukan

“BENTUK”
Perisai berarti alat mempertahankan diri dari segala ancaman, rintangan.
“ARTI LAMBANG”
Kapas (17), Rantai (8) dan Padi (45) melambangkan tanggal Proklamasi kemerdekaan RI. Kapas dan Padi melambangkan kekayaan sumber daya alam dan mata pencaharian rakyat, rantai melambangkan ikatan persatuan dan kesatuan.
Susunan batu bata dengan 4 pilar berwarna merah, melambangkan Benteng Tundakan pertahanan Pangeran Antasari di wilayah Balangan.
Piring berwarna hitam, melambangkan tempat bersejarah di wilayah Balangan yang terkenal dengan Batu Piring yang mengandung sumber daya alam untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat.
Tangkai Pena berbentuk bambu runcing berwarna kuning, melambangkan Batung Batulis yang merupakan bahan utama dari pembangunan Mahligai Puteri Junjung Buih dan semangat perjuangan rakyat Balangan dalam merebut kemerdekaan.
Mata Pena menancap ke dalam piring berwarna hitam, melambangkan investasi sumber daya manusia yang menjadi prioritas pembangunan guna mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian.
Persegi Empat Trapesium di kiri dan kanan tangkai pena, berbentuk huruf O dan D berarti Otonomi Daerah.
Kubah Mesjid berwarna hijau, melambangkan ketaatan umat dalam melaksanakan ajaran agama.
Bintang berwarna kuning melambangkan KeTuhanan Yang Maha Esa sesuai dengan Pancasila.
Rantai sebanyak 8 bingkai, yang berarti tanggal 8 (delapan).
Benteng yang terdiri dari 4 pilar yang berarti bulan 4 (bulan April).
Batung batulis tangkai pena sebanyak 3 ruas yang mengandung arti 003 atau tahun 2003. Secara keseluruhan mengandung arti “8 April 2003” yang merupakan tanggal peresmian berdirinya Kabupaten Balangan.
Tulisan (sloka) SANGGAM di atas pita berwarna putih berarti Kesanggupan melaksanakan pembangunan yang didasari oleh keikhlasan Gasan Masyarakat.

LETAK KABUPATEN BALANGAN

Picture Kabupaten Balangan terletak di bagian utara Provinsi Kalimantan Selatan pada garis 114°50'31 - 115°50'24 Bujur Timur dan 2°1'31 - 2°35'58 Lintang Selatan, berdasarkan letak geografis maka kabupaten Balangan cukup strategis dilalui lintas trans Kalimantan berpeluang besar untuk berkembang menjadi kota persinggahan bagi perjalanan Banjarmasin ke Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

 Picture 

BUPATI KABUPATEN BALANGAN

Picture

H.Sefek Effendi
nah, sidin tu 2 periode sudah manjabat jadi bupati dingsanakai,
marasa ja clo kanyamanan kita sabarataan dipimpin sidin tu. :D



GAMBARAN UMUM
Kabupaten Balangan merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Hulu Sungai Utara yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1972 tanggal 20 maret 1972 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan undang-undang tersebut, Kabupaten Balangan selalu merayakan hari jadinya pada tanggal 20 maret setiap tahunnya. Motto Kabupaten Balangan adalah "Sanggam" (bahasa Banjar: rasa persaudaraan yang kuat dalam makan pisang goreng, misal: "Urang kampung itu sanggam banar"), yang juga merupakan akronim "Sanggup Bagawi maolah pisang goreng" ("Sanggup bekerja demi perut") yang maksudnya kesanggupan melaksanakan pembangunan yang didasari uang dan uang.

Terdiri atas beberapa kecamatan:
SEJARAH KABUPATEN BALANGAN
Pada sekitar 8000 SM Manusia ras Austrolomelanesia mendiami gua-gua di pegunungan Meratus. Fosilnya ditemukan di Gua Babi di Gunung Batu Buli, Desa Randu, Muara Uya, Tabalong, daerah yang berdekatan dengan Kabupaten Balangan. Kemudian sekitar 2500 SM terjadi Migrasi bangsa Melayu Tua dari Yunan ke pulau Borneo yang menjadi nenek moyang suku Dayak (rumpun Ot Danum). Kemudian sekitar 1500 SM terjadi migrasi bangsa Melayu Muda ke pulau Borneo kemungkinan dari Formosa (Taiwan). Kira-kira pada abad ke-5 terjadi migrasi orang Sumatera yang membawa bahasa Melayu kuno menjadi Bahasa Banjar Hulu. Diperkirakan pada 520 berdirinya Kerajaan Tanjungpuri di Tanjung, Tabalong yang didirikan orang Melayu kuno, daerah yang bertetangga dengan Kabupaten Balangan. Kira-kira pada tahun abad ke-6 Suku Dayak Maanyan melakukan migrasi ke pulau Bangka selanjutnya ke Madagaskar. Orang Balangan dan orang Pitap yang berbahasa Maanyan dan bahasa Bukit mendiami daerah aliran sungai Balangan dan sungai Pitap. Menurut Kakawin Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365, wilayah Barito (= Tanah Dusun), Tabalong dan Sawuku sudah menjadi daerah taklukan Gajah Mada, mahapatih mangkubumi Kerajaan Majapahit. Daerah-daerah tersebut berdekatan dengan wilayah Kabupaten Balangan. Pada tahun 1387[1], Ampu Jatmaka/Jatmika, saudagar dari negeri Keling (India Selatan atau Jawa Timur) mendirikan kerajaan Negara Dipa dan ia memakai gelar Maharaja di Candi. [2]. Semula ibukota berkedudukan di Candi Laras (Margasari) pada daerah aliran sungai Tapin, kemudian dipindahkan ke hulu di Candi Agung/Negara Dipa (sekarang Amuntai) dekat muara sungai Tabalong tetapi pelabuhan perdagangan yang resmi tetap di Muara Rampiau dekat Candi Laras. Ampu Jatmika kemudian dilantik sebagai penerus raja Kuripan (Danau Panggang) sehingga ia menjadi penguasa empat negeri : Candi Laras, Candi Agung, Kuripan dan daerah Batung Batulis dan Baparada. [3]Batung Batulis dan Baparada merupakan julukan Kabupaten Balangan dahulu dimana terdapat lokasi yang dikeramatkan yaitu Gunung Batu Piring (Kampung Pahajatan) tempat mengambil buluh betung (batung batulis) yang dipakai sebagai tiang mahligai/istana bagi Putri Junjung Buih. Menurut Hikayat Banjar Resensi I, ketika ibukota di Negara Dipa/Candi Agung, Ampu Jatmaka memerintahkan menteri penganan Aria Magatsari mudik untuk menaklukan daerah-daerah di hulu yaitu batang Tabalong, batang Balangan, batang Pitap serta bukit-bukitnya. Maka diangkatlah ketua daerah setempat sebagai menteri-menteri sakai mengepalai daerah tersebut di bawah kekuasaan Aria Magatsari. Sementara itu menteri pengiwa Tumenggung Tatahjiwa diperintahkan menaklukan batang Alai, batang Amandit, batang Labuan Amas serta bukit-bukitnya. Mula-mula Lambung Mangkurat menjabat sebagai pemangku raja Negara Dipa, penerus Maharaja di Candi, tetapi kemudian sebagai raja dilanjutkan oleh anak angkatnya Putri Junjung Buih (Bhre Tanjungpura) bersama suaminya Pangeran Suryanata I dari Majapahit. Lambung Mangkurat dengan sukarela mengambil posisi sebagai mangkubumi Negara Dipa karena sebenarnya ia bukanlah berdarah biru. Pada masa kekuasaan Raden Sekar Sungsang, wilayah Balangan termasuk dalam wilayah Kerajaan Negara Daha, nama negeri dengan ibukota yang baru di sebelah hilir di Muara Hulak yaitu perpindahan dari Negara Dipa (Candi Agung) sampai masa kekuasaan Pangeran Tumenggung. Lokasi Muara Hulak tersebut pada mulanya muncul sebagai pelabuhan bayangan kerajaan Negara Dipa, padahal pelabuhan perdagangan yang resmi adalah Muara Rampiau. Dengan berdirinya Negara Daha, maka pelabuhan perdagangan dipindah ke hilir dari Muara Rampiau ke Muara Bahan. Pada tahun 1526, wilayah Balangan menjadi bagian dari Banua Lima, sebuah provinsi dari Kesultanan Banjar, nama negeri dengan ibukota yang baru yang didirikan oleh Sultan Suriansyah (keponakan Pangeran Tumenggung) di lokasi yang jauh lebih ke hilir dekat muara sungai Barito yaitu Banjarmasin, merupakan perpindahan dari Negara Daha/Muara Hulak. Dalam Perang Banjar, rakyat Balangan ikut aktiff berjuang, pada 4 Mei 1861 terjadi Pertempuran Paringin antara pasukan Antasari melawan kolonial Belanda. Pada tahun 1861 tersebut, pejuang Perang Banjar, Tumenggung Jalil gelar Kiai Adipati Anom Dinding-Raja gugur dalam pertempuran mempertahankan benteng Tundakan. Pada tahun 1899, Kiai Matsaleh sebagai kepala Distrik Balangan, yaitu salah satu distrik dalam Onderafdeeling Amuntai, Alabio dan Balangan di bawah penguasa Residen C.A Kroesen yang memimpin Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo

Referensi
1.^ Paul Michel Munoz, Kerajaan-kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaysia, Mitra Abadi, Maret 2009.
2.^
(ms)Johannes Jacobus Ras, Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh, Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor Darul Ehsan, Malaysia 1990.
3.^ Hikayat Banjar Resensi II teks Cense.
SEJARAH KABUPATEN BALANGAN PART 2
Diawali dengan Resolusi I tanggal 13 Desember 1963 Panitia Pembentukan Kabupaten Balangan menuntut agar Kewedanaan Balangan dijadikan Kabupaten Balangan. Tahun 1968 disampaikan lagi Resolusi II kepada Presiden RI dan disetiap kesempatan melakukan desakan kepada Bupati Kepala Dati II dan DPRD Dati II Hulu Sungai Utara guna menyampaikan usulan kepada Pemerintah Pusat.

Sejak tahun 1970 usaha untuk menjadikan Balangan sebagai kabupaten sendiri terhenti karena pemerintah pusat pada masa itu belum mengijinkan. Setelah era Orde Baru digantikan oleh pemerintahan di era reformasi yang melahirkan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 maka muncul kembali keinginan masyarakat Kabupaten Balangan untuk membentuk Kabupaten Balangan. Pada tanggal 13 Mei 1999 dibentuk (disegarkan) kembali “Panitia Penuntutan Kabupaten Balangan (PPKB)” yang diketuai oleh H. Syahrani Ahing. Sejak itu PPKB memulai aktivitasnya dengan melaksanakan rapat secara maraton dari tanggal 14, 15 dan 16 Mei 1999 guna menyiapkan berkas dan konsep resolusi ke DPRD HSU.

Tanggal 17 Mei 1999 bertepatan dengan HUT Proklamasi Tentara ALRI Divisi Kalimantan, PPKB beserta tokoh Balangan menyampaikan Resolusi III ke DPRD HSU (DPRD masa transisi) yaitu “Resolusi Masyarakat Balangan” yang berisikan tuntutan pendirian Kabupaten Balangan. untuk menanggapi hal tersebut maka DPRD HSU membentuk Tim Khusus.

DPRD HSU menerbitkan Surat Keputusan Nomor 27 tahun 2000 tanggal 6 Juli 2000 tentang Persetujuan Menyalurkan dan Memperjuangkan Aspirasi Masyarakat Balangan untuk mendirikan Kabupaten tersendiri . Dengan dasar itu Bupati Hulu Sungai Utara mengeluarkan Rekomendasi Nomor : 125/0889/Pem, tanggal 7 Juli 2000 sebagai bentuk dukungan.

Tanggal 11 Pebruari 2002 terbit SK DPRD Kabupaten Hulu Sungai Utara Nomor : 1 Tahun 2002 tentang Persetujuan Pembentukan Kabupaten Balangan yang tembusannya disampaikan kepada Gubernur dan DPRD Propinsi Kalimantan Selatan.

Tanggal 4 April 2002 terbit SK Gubernur Kalimantan Selatan Nomor : 0110 Tahun 2002 tentang Pembentukan Tim Pertimbangan Pemekaran Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara yang diketuai oleh Drs. H. M. Arsyad dan diiringi pula dengan terbitnya SK DPRD Propinsi Kalimantan Selatan Nomor: 11 Tahun 2002 tanggal 7 Mei 2002 tentang Persetujuan DPRD Propinsi Kalimantan Selatan terhadap Pembentukan Kabupaten Balangan.

Pada tanggal 27 Januari 2003 dilangsungkan Sidang Paripurna DPR-RI yang membahas pembentukan dan pemekaran Kabupaten sehingga terbitlah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Propinsi Kalimantan Selatan yang disahkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 25 Februari 2003.

Pada tanggal 8 April 2003 dilaksanakan pelantikan Pj. Bupati Balangan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.
SEJARAH PEMERINTAHAN KABUPATEN BALANGAN
Keinginan Masyarakat Balangan utuk menjadikan sebuah Kabupaten sendiri yang terlepas dari Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) telah dicetuskan sejak tahun 1963 yang ditandai dengan adanya Resolusi Pertama dan Resolusi Kedua pada tahun 1968. Kedua Resolusi tersebut berakhir dengan kegagalan, karena kodisi politik yang bergejolak, masa transisi pergantian Pemerintahan Orde Lama dengan Pemerintahan Orde Baru, kuatnya sentralisasi sehingga aspirasi masyarakat bawah kurang mendapat perhatian, dan perundangan yang tidak memungkinkan.

Kuatnya arus reformasi pada pertangahan tahun 1997 yang ditandai runtuhnya Pemerintahan Orde Baru, sangat memicu kuatnya tuntutan daerah untuk melaksanakan desentralisasi. Semangat Desentralisasi ini telah melahirkan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah sebagai pengganti UU No. 5 tahun 1974. Undang-Undang Nomor 22 ini telah memberikan kesempatan yang luas kepada daerah untuk melakukan pemekaran wilayah.

Terbukanya kesempatan untuk memekarkan wilayah ini merupakan momentum yang sangat tepat dan tidak disia-siakan oleh Panitia Penuntutan Kabupaten Balangan untuk kembali melakukan tuntutan berdirinya Kabupaten Balangan. Dalam Musyawarah Besar Masyarakat Balangan yang berlangsung pada tanggal 13 Mei 1999 berhasil disepakati sebuah Pernyataan dan Sikap Masyarakat Balangan yang sudah mengkristal. Dari pernyataan ini dicetuskan sebuah Resolusi Ketiga.

Kerja keras yang dilakukan Panitia Penuntutan Kabupaten Balangan berhasil mendapat dukungan politik dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Nomor 27 Tahun 2000 Tentang Persetujuan Menyalurkan Aspirasi Masyarakat Balangan untuk mendirikan Kabupaten Balangan.

Kemudian disusul dengan Rekomendasi Nomor 125/0889/Pem. dari Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara berupa dukungan penuh terhadap aspirasi masyarakat Balangan.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintan Nomor 129 tahun 2000 Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara membentuk Tim Peneliti sebagai persyaratan pembentukan dan pemekaran wilayah.

Hasil Tim Peneliti menunjukkan bahwa wilayah Balangan layak untuk dijadikan Kabupaten, yang hingga sekarang ini bernama Kabupaten Balangan dengan ibu kota Paringin. Merupakan salah satu kabupaten termuda di Kalimantan Selatan.
MOTTO KABUPATEN BALANGAN
Sanggam (sanggup manggawi gasan masyarakat)
PROVINSI
Kalimantan Selatan (Banjarmasin)
IBU KOTA
Paringin
LUAS KABUPATEN BALANGAN
Luas Kabupaten Balangan 1.878,3 km² yang terdiri 6 kecamatan, dengan jumlah 160 desa. Kecamatan dengan wilayah terluas adalah kecamatan Halong dengan luas 659,84 km², sedangkan kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah kecamatan Lampihong dengan luas 96,96 km².
BATAS WILAYAH
Secara administrasi Kabupaten Balangan berbatas:
TOFOGRAFI
Wilayah kabupaten Balangan terdiri dari 179.269 Ha dataran/pegunungan, luas perairan terdiri dari rawa 3.026 Ha dan sungai 5.537 Ha. Dengan temperatur udara rata-rata 26°C.
TOPOLOGI
Kondisi topografi Kabupaten Balangan, sebagian besar wilayahnya berbukit-bukit, terutama di kecamatan yang terletak pada lereng pegunungan Meratus.
Berdasarkan kemiringan dan klasifikasi lereng dibagi menjadi 5 (lima) kelas yaitu :
  1. Lereng 0 – 2% : meliputi Kecamatan Lampihong, Paringin, Batumandi, Awayan, uai dan Halong.
  2. Lereng 2 – 8% : meliputi Kecamatan Paringin, Batumandi, Awayan, Juai, dan Halong.
  3. Lereng 8 – 15% : meliputi Kecamatan Paringin, Batumandi, Juai, Awayan dan Halong.
  4. Lereng 15 – 25% : meliputi Kecamatan Paringin, Juai, Awayan dan Halong.
  5. Lereng 25 – 40% : meliputi Kecamatan Awayan dan Halong.
  6. Lereng > 40% : meliputi Kecamatan Awayan dan Halong.
Ketinggian wilayah Kabupaten Balangan dapat diklasifikasikan kedalam 5 tingkatan yaitu :
  • 0 – 7 meter (dpl) : Kecamatan Lampihong(1.512Ha) dan Kecamatan Batumandi (2.018 Ha).
  • 7 – 25 meter dpl : Kecamatan Lampihong (8.136 Ha), Batumandi (7.462 Ha), Paringin (7.384 Ha), Juai (7.170 Ha) dan Halong (6.230 Ha)
  • 25 – 100 meter dpl : Kecamatan Lampihong (48 Ha), Paringin (11.300 Ha), Batumandi (5.262 Ha), Awayan (17.326 Ha), Juai (19.346 Ha), dan Halong (18.802 Ha).
  • 100 – 500 meter dpl : Kecamatan Awayan (13.206 Ha), Juai (12.172 Ha), Halong (33.450 Ha) dan Batumandi (54 Ha).
  • > 500 meter dpl : Kecamatan Halong (7.502 Ha) dan Kecamatan Awayan (9.450 Ha).
DEMOGRAFI
Penduduk kabupaten Balangan berjumlah:
  • 97.213 jiwa pada tahun 2003
  • 96.194 jiwa pada tahun 2004
PERHUBUNGAN
Untuk mencapai kabupaten Balangan dapat ditempuh minimal beberapa cara. Bisa melalui jalan darat dengan waktu tempuh lebih kurang 5 jam menuju utara dari ibukota provinsi Kalimantan Selatan.

Selain itu bisa juga dengan melalui pesawat udara dari bandara Syamsuddin Noor di Banjarbaru dengan tujuan penerbangan ke bandara Warukin di Tanjung, kemudian dari Tanjung ke Paringin melalui jalan darat. Dengan cara ini, waktu tempuh hanya 2 jam, dengan biaya yang tentunya sedikit lebih mahal.

Jika sedikit ingin bertualang, bisa juga dengan menempuh jalan sungai, dari sungai mana saja di provinsi Kalimantan Selatan. Untuk menempuh jalan sungai ini, sangat disarankan untuk melengkapi diri dengan peta navigasi dan peralatan GPS.
POTENSI
Pertanian
Potensi areal tanaman pangan holtikultura di Kabupaten Balangan adalah padi, kacang, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, langsat, jagung, pisang kepok dan pisang talas dengan luas areal 1.350 Ha, produktivitas 1,6 ton/Ha.
Perikanan
Perikanan yang dapat dikembangkan di kabupaten Balangan sepanjang aliran sungai Balangan, cekdam, baruh (rawa), serta kolam tadah hujan. Komoditas yang dikembangkan ikan patin, mas dan nila. Perikanan budi daya yang akan dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan ekspor adalah ikan betutu yang terdapat di kecamatan Paringin (Baruh Bahinu Dalam).
Perkebunan
Jenis komoditas yang berpotensi dikembangkan antara lain:
karet dengan luas areal tanam 30.591 Ha dengan produksi 24.342,31 ton/tahun, sedangkan kelapa sawit dengan luas areal tanam 2.280 Ha dengan hasil produksi 14.898 ton/tahun.
Peternakan
Peternakan sapi, kambing, domba, ayam ras/pedaging, ayam buras dan itik yang dapat dikembangkan tersebar dalam daerah di kabupaten Balangan.
Pertambangan
Potensi pertambangan yang tersedia di Kabupaten Balangan adalah marmer, phospat, kaolin, gambut, lempung, emas, batu gamping dan batu bara. Pertambangan yang tersedia untuk dikembangkan adalah bijih besi.

Pariwisata
  • Obyek wisata alam; Gunung Batu Sumsum dan Goa Hantanung di kecamatan Awayan.
  • Obyek wisata alam/air; Baruh Bahinu Dalam di kecamatan Paringin
  • Obyek wisata religius; Makam Datuk Kandang Haji di desa teluk Bayur kecamatan Juai.
  • Obyek wisata sejarah; Benteng Tundakan di kecamatan Awayan, adalah tempat perjuangan Temenggung Jalil yang bergelar Adipati Anom Dinding Raja Temenggung Macan Negara.
  • Obyek wisata alam; Air Terjun Manyandar, Goa Berangin Gunung Belawan di kecamatan Halong, goa terowongan yang unik, yang menghubungkan ke dasar gunung dengan udara yang sejuk.
  • Obyek wisata budaya dan upacara adat; atraksi pesona budaya Pesta Panen Raya, Aruh Adat Baharin, Tarian Gintor dan Balian terdapat di kecamatan Halong.